IKATAN KIMIA

Kamis, 21 April 2011

IKATAN ION

Pandangan mengenai teori ikatan ionis muncul berdasarkan berbagai fakta yang diperoleh pada eksperimen. Pada tahun 1808 Davy menemukan bahwa elektrolisis NaOH cair menghasilkan unsure Na dan O2. Pada elektrolisis berbagai senyawa, sekelompok unsur seperti O2 dan Cl2, selalu dihasilkan di anoda, sedangkan sekelompok unsur lain seperti H2, Na dan Cu siperoleh di katoda. Berdasarkan penemuan di atas, pada tahun 1812 Berzelius mengajukan hipotesis dualistic yang menyatakan bahwa dalam senyawanya atom-atom mempunyai kutub-kutub yang berlawanan tandanya, sebagai akibat kelebihan muatan listrik negative atau positif.

Teori mengenai ikatan ionis yang sampai sekarang diterima adalah yang dikemukakan oleh Kossel pada tahun 1916. Ia mengemukakan bahwa atom unsure yang sangat elektropositif dapat melepaskan 1 atau 2 elektron yang terdapat pada kulit terluarnya dan atom unsure yang elektronegatif dapat menerima 1 atau 2 elektron yang dilepaskan oleh atom unsure yang elektropositif. Oleh Langmuir, senyawa yang terbentuk karena adanya serah terima electron pada atom-atom pembentuknya, disebut senyawa elektrovalen atau senyawa ionis dan ikatan pada senyawa tersebut dinamakan ikatan elektrovalen atau ikatan ionis. Istilah polar kadang-kadang dipergunakan juga sebagai pengganti istilah elektrovalen. Pada suhu kamar, senyawa ionis terdapat dalam bentuk kristal yang disebut kristal ion. Kristal ion tersebut terdiri dari ion-ion positif dan ion-ion negative, dengan susunan/bentuk yang teratur yang ditentukan oleh muatan dan jari-jari ion pembentuknya.
Referensi:
Sutton R, Rockett B, Swindells P. (2000). Chemistry for the life sciences. New York: Taylor & Francis Ltd
Syarifudin, Nuraini. 1994. IKATAN KIMIA. Yogyakarta: Gadjah mada University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar